November 21, 2024

Sekolah Kristen Internasional di Jakarta – Saat penguasaan COVID-19 mereda, siswa dan pengajar semestinya menyesuaikan diri dan bersiap untuk kembali ke sekolah. Staf sekolah perlu menunjang siswa dalam transisi kembali ke kelas, dan pada ketika yang sama mengelola transisi dan kecemasan mereka sendiri.

Tulisan ini memberikan rekomendasi untuk staf sekolah perihal bagaimana menunjang transisi ini, khususnya untuk siswa yang kuatir. Sedangkan konsentrasinya yakni pada persiapan pembukaan kembali sekolah, tips-tips ini juga bisa menolong pengajar mempersiapkan transisi kembali ke kelas virtual.

Validasi, dukung, dan dengarkan siswa

Momen baru-baru ini kemungkinan besar akan berakibat besar pada kesehatan mental siswa . Mereka mungkin mengalami sejumlah emosional sehubungan dengan pengumuman perubahan baru, termasuk kecemasan, kekecewaan, dan kemarahan.

Klik Juga : International School In Jakarta Selatan

Sebagai pengajar, penting untuk memperdengarkan kekhawatiran siswa dan, malah seandainya emosinya ekstrem, ungkapkan pengertian dan empati . Memberi tahu keluarga bahwa Anda memahami dan menghargai perspektif mereka akan menolong membuka dialog untuk pemecahan keadaan sulit.

Bersikaplah jujur ​​dan mensupport, ketimbang meyakinkan

Siswa yang kuatir kemungkinan akan memerlukan jaminan permulaan dari orang dewasa dan guru tepercaya bahwa kembali ke sekolah tak apa-apa.

Melainkan, pernyataan jaminan menyeluruh (seumpama, semuanya akan bagus-bagus saja; tak ada yang perlu dikhawatirkan) bisa menjadi tak valid dan bisa memunculkan keraguan dan ketidakpastian yang bisa mensupport keperluan akan jaminan lebih lanjut. Siklus ini bisa mengarah pada apa yang diketahui sebagai pencarian kepastian yang berlebihan (buah hati terus-menerus bertanya apakah semuanya bagus-bagus saja).

Dorong pendekatan berjenjang, bukan penghindaran

Tak ada jumlah perencanaan yang akan mencegah siswa dari kecemasan. Oleh sebab itu, mensupport toleransi ketakutan dan kecemasan, ketimbang penghindaran, akan menjadi penting.

Kunjungi Juga : Jakarta International School

Ketakutan secara natural mensupport kemauan untuk melarikan diri, namun penghindaran ini mempertahankan kecemasan dalam bentang panjang. Sebaliknya, menghadapi kondisi yang ditakuti meningkatkan ketahanan dan mengurangi kecemasan dalam bentang panjang dengan menolong remaja menyadari bahwa mereka cakap menuntaskannya.

Sambil memahami dan memvalidasi kecemasan siswa, staf sekolah semestinya mensupport dan memperkuat keluarga dalam upaya menghadapi ketakutan ketika kembali ke sekolah.

Jikalau kecemasan yang signifikan mencegah transisi seketika kembali, membikin agenda untuk masuk kembali ke sekolah secara berjenjang mungkin dibutuhkan. Umpamanya, seorang siswa yang kuatir pada mulanya mungkin berlatih mengunjungi sekolah pada akhir minggu sebelum berprofesi menuju absensi beberapa (seumpama, jam, hari, atau kelas tertentu) dan kemudian absensi penuh.

Puji dan kasih penghargaan terhadap siswa yang berani

Ketika siswa kembali ke sekolah, pujilah mereka sebab menonjolkan keberanian dalam menghadapi rasa takut dan kasih tahu mereka bahwa menjadi berani dan berani akan menolong mereka (dan Anda serta rekan staf Anda) via ini bersama-sama.

Saat Anda memandang seorang siswa atau sesama member staf menjalankan sesuatu yang Anda tahu susah bagi mereka atau memunculkan kecemasan, kasih tahu mereka bahwa Anda sudah menyadarinya dan banggalah sebab mereka menghadapi ketakutan mereka dengan berani.

Contohkan perilaku koping yang bagus untuk siswa – bersikap hening, jujur, dan peduli

Siswa akan memandang guru mereka untuk menjadi panutan yang positif lewat progres ini. Bagaimana Anda menangani ketakutan Anda, stres Anda sendiri, dan bagaimana Anda berperilaku sepanjang hari akan memengaruhi sistem buah hati-buah hati mengukur kondisi dan respon mereka sendiri.

Info Selengkapnya : Disini

Temukan kami di Google News juga ya!